//
you're reading...
All, Chapter III - Complication of Life

Storm


POST ILLUSTRATION

POST ILLUSTRATION

Awei mendorong pintu, lalu bergegas mengambil posisi yang baik untuk mulai berjalan. Aku memapah Madam Yo di belakang pundakku, bermaksud untuk membawanya setidaknya 10 kilometer ke depan, dan setelah itu bergantian dengan Awei. Angin berhembus dengan sangat kencang diluar. Kami mengenakan penutup kepala, berusaha semampunya bertahan dari terjangan badai. Sempat sesekali hampir terperosok jatuh, dikarenakan permukaan salju yang semakin menebal, namun kami tetap kuat untuk berjalan, setidaknya untuk 1 kilometer pertama.

Awei terus memperhatikan ke belakang, memperhatikan Madam Yo, seakan berdoa bahwa yang sedang kami lakukan bukanlah hal bodoh. Aku hanya terus berkonsentrasi pada langkahku. Seketika lenganku mulai merasakan gigil, serta kepala yang mulai berat karena tertiup terlalu banyak angin. Nyaris saja roboh, namun beruntung, Awei memperhatikan gerak-gerikku. Ia segera berjalan mundur dan menahan tubuhku dengan kedua tangannya. “Are you allright?” tanyanya padaku.

Aku mengangguk, “I’m allright. Let’s move on …. Arghhh!!!!!” sambil mengerang untuk mengambil posisi berdiri tegak kembali. Kakiku sedikit terkilir, namun aku menahannya, karena tidak ingin semakin menyusahkan Awei.

Salju turun semakin tebal, dan angin terus-menerus menerjang pertahanan kami. Aku akhirnya terhenti pada titik 8 kilometer. Aku meletakkan tubuh Madam Yo, bersandar pada pohon, lalu dengan gerakan cepat, bersamaan dengan itu, aku roboh di atas permukaan salju.

GUBRAK!!!!!

“No!!!!” Teriak Awei. Aku berusaha menenangkan diri, dengan wajah membenam di dalam salju. Ketika aku mengangkatnya, baik wajah dan tubuhku, aku mendapatkan bahwa kakiku mengalami kesakitan yang parah. Aku menyeret diri, mendekat ke sebuah batang pohon, lalu memaksakan untuk berdiri dengan bertumpu. Memang berhasil, namun rasa sakit di kakiku semakin menjadi-jadi.

“ARGHHHH!!!!” Teriakanku membahana di sekitar hutan.

Awei yang sibuk memperhatikan keadaan ibunya, langsung bergegas memperhatikan keadaanku. Ini bukanlah sesuatu yang kuharapkan, kakiku terkilir seperti ini. Sambil memikirkan apa yang harus dilakukan, aku memperhatikan sekeliling. Dari balik badai salju yang menyamarkan pandangan, aku melihat sebuah gua di dekat kaki gunung. “Look!” Aku menunjuk ke arah barat, “There’s a cave, we can stay in there for a while!” Dengan berteriak, mengalahkan deru suara angin yang kecang, aku berbicara.

“What!?” Awei memperhatikan arah yang aku tunjuk, lalu menggeleng, “No!!!! We have to go, right now! Mom will die!” Untuk kali ini, Ia terlihat sangat keras kepala.

“HEY! Don’t you see this situation?” Aku mendekat ke arah Awei, dengan menyeret-nyeret kaki. Rasanya sungguh sakit tak tertahankan. “This is Strom! We can fight it! You will die!” Aku menunjuk ke arah langit.

Awei seperti hendak menangis. Ia mungkin merasa tidak berdaya dan tidak berguna. “I just want to save my mom.” katanya padaku perlahan. “WHY!?”

Aku tak kalah emosional karena menahan rasa sakit, berusaha bicara setenang mungkin, “I don’t know why. You want the answer, let’s see what God can give for a miracle!? We Stay!”

Badai salju yang semakin parah, memaksa kami untuk berhenti sejenak. Ini adalah suatu keputusan yang bijaksana, mengetahui bahwa kami hanya mengantarkan nyawa jika tetap maju menerjang badai. Alam tidak bisa di lawan, seberani apapun diri kita.


POST ILLUSTRATION CREDIT

-If you enjoyed this post, please share it-

-This post also published on anotherday.tk


RELATED POST :

Loving HerStrandedErniePoorHigherForgottenDreamBlack ShadowWinterKidnappedSilentStruggleTearsChristmas Eve, Funeral, Wisdom

About Denny Leo

My mind just exploding and I'd like to write a story in a thousand years ......

Discussion

6 thoughts on “Storm

  1. salju………
    kaka pernah menyentuhnya?

    Posted by yisha | December 19, 2012, 8:32 am
  2. keren ceritanya…..penjelasan setting bersaljunya bener2 dapet, seakan pembaca benar2 dibawa di lingkungan bersalju….. keep spirit, bro 😀

    Posted by wanspeak | December 20, 2012, 4:09 pm
  3. Bagus ceritanya!ditunggu cerita selanjutnya!

    Posted by Erit07 | December 21, 2012, 4:44 pm

Leave a reply to wanspeak Cancel reply

Recent Posts

Top Posts & Pages

ABOUT
Kebenaran
Gang Sempit
Ketapang, Kota Kelahiranku

Follow me on Twitter